BABELRAYA, BANGKA BARAT- Bisnis jual beli pasir timah Ilegal menjadi salah usaha yang sangat menjanjikan bagi masyarakat Bangka Belitung selain tidak ribet untuk mengurus ijin dan membayar pajak kepada pemerintah bisnis ini sangat menguntungkan, hanya bermodalkan ketelitian dan timbangan kecil para pembeli timah atau orang kebanyakan menyebutnya kolektor timah sudah bisa menjalankan usahanya.
Hal ini seperti terjadi di Desa Pangkal Beras Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat, salah satunya MR menjalankan usahanya di kediaman yang sekaligus di jadikan tempat pengumpulan timah nya hasil dari transaksi jual beli pasir timah dari para penambang timah ilegal.
Dengan bermodalkan timbangan duduk setiap hari MR melakukan transaksi pembelian timah dari para penambang ilegal yang berada di wilayah Kecamatan Kelapa, hal ini terpantau babelraya.com dengan adanya satu unit timbangan duduk dan tumpukan karung yang diduga pasir timah di kediaman MR, selasa (26/09/2023).
Informasi yang berhasil di himpun redaksi (26/09) hasil transaksi pembelian pasir timah milik MR akan di setorkan kepada ATM warga jebus.
Perlu diketahui jika ATM warga jebus merupakan seorang cukong timah yang cukup ternama di kalangan penambang yang ada di Kecamatan Parit tiga dan Jebus.
Tidak hanya MR sendiri yang menyetor kan hasil pembelian pasir timah nya kepada ATM masih banyak rekan seprofesi (red-kolektor timah) yang menyetor hasil pembelian timah nya ke saudara ATM.
Hal itu diungkapan sendiri oleh MR saat dibincangi oleh wartawan babelraya.com, MR mengaku hanya membeli timah saja tidak menggoreng.
"saya hanya goreng pak (red-wartawan) tidak menggoreng", ungkap MR kepada wartawan
Setelah dilobi biasanya MR langsung membawanya ke gudang ATM di Jebus, selain itu MR juga menambahkan hanya bukan MR yang menyetor hasil timah pembelian tetapi masih banyak rekan-rekan MR yang menjalankan usahanya sebagai konektor timah.
"bukan hanya saya yang menjual ke ATM jebus, masih banyak rekan saya menjual timah nya ke ATM diantara nya AD, RP, FR, dan YG", tutup MR
Reporter : Eko Saputra
Editor : Aldo Ganteng
Social Header